Friday, September 04, 2009

Celana Dalam dan Kesehatan Ekonomi

Seberapa sering anda membeli Celana Dalam? Meski buat beberapa orang, Celana Dalam itu sifatnya personal, dalam ekonomi tak ada yang personal. Secara agregat, Celana Dalam bisa jadi indikator akan kondisi perekonomian suatu negara. Berita di Washington Post beberapa hari lalu menulis mengenai Celana Dalam dan Resesi Ekonomi di AS. Hasil survey menunjukkan bahwa kaum pria membeli 3 hingga 4 celana dalam selama satu tahun. Saat krisis ekonomi melanda, pembelian Celana Dalam Pria merosot drastis. Rupanya, membeli Celana Dalam secara rutin bukan hanya baik bagi kesehatan diri, tapi juga baik bagi kesehatan ekonomi suatu negara.

Teorinya seperti ini : dalam keadaan krisis, pada umumnya orang akan memotong pengeluarannya. Mereka hanya akan mempertahankan konsumsi kebutuhan pokok, dan mengurangi biaya-biaya lainnya, seperti biaya hiburan, berlibur, belanja dll. Celana Dalam termasuk ke dalam kebutuhan dasar manusia yang ikut dipotong. Dalam kondisi krisis, lebih baik tidak beli celana dalam daripada tidak membeli makanan. Akhirnya penjualan Celana Dalam pun mulai merosot. Ini menjadi indikasi bahwa ekonomi berada dalam tekanan serius.

Di Amerika, ada sebuah Indeks yang dinamakan Indeks Celana Dalam Pria atau Men’s Underwear Index yang pada tahun 2008 lalu mencatat penurunan drastis setelah sebelumnya selalu mencatat pertumbuhan positif sejak tahun 2003. Namun memasuki pertengahan 2009, indeks Celana Dalam pria di Amerika Serikat menunjukkan perlambatan penurunan. Bahkan pada tahun 2010 diprediksi akan mulai menunjukkan tanda pembalikan ke atas. Masyarakat mulai kembali membeli Celana Dalam. Hal ini sungguh melegakan dan menjadi secercah cahaya akan berakhirnya resesi di Amerika.

Bagaimana di Indonesia? Apakah Celana Dalam bisa menjadi patokan berakhirnya krisis? Pembalikan ekonomi di AS tentu akan membawa dampak pada perbaikan ekonomi di dalam negeri. Namun sejak kasus “Kolor Ijo” di Bekasi beberapa waktu lalu, kisah tentang Celana Dalam di negeri ini masih berputar hanya di sekitar urusan perut. Meski demikian, kalau melihat pada indikator-indikator konvensional, krisis ekonomi nampaknya hampir berlalu. Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II-2009 tercatat masih tumbuh positif di angka 4% dan diprediksi selama 2009 akan berada pada tingkat sekitar 4%. Di tahun 2010, pertumbuhan ekonomi akan mulai pulih dan diperkirakan dapat mencapai 5%.

Terkait dengan Celana Dalam, sebagai proxy dapat dilihat perbaikan pada penjualan ritel selama triwulan II-2009. Sektor perdagangan, yang menjadi salah satu sektor terbesar penyumbang pertumbuhan pada ekonomi Indonesia, juga tumbuh membaik. Keyakinan konsumen, dan keyakinan dunia usaha akan ekonomi Indonesia ke depan, semakin menunjukkan perbaikan. Hal itu tercermin dari membaiknya hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU). Perbaikan keyakinan tersebut pada gilirannya mendorong geliat aktivitas sektor-sektor ekonomi. Di triwulan III-2009 ini, perbaikan ekonomi akan menyebabkan angka pertumbuhan pada triwulan III mampu melebihi prediksi semula sebesar 3,9%.

Apakah perbaikan ini akan terus berlangsung? Kemampuan kita menggunakan momentum menjadi hal yang teramat penting dalam situasi pembalikan ekonomi yang sedang terjadi saat ini.

Sementara itu, cobalah cek lemari pakaian anda. Kapan terakhir kali anda membeli Celana Dalam?

Selamat berakhir pekan. Salam.

No comments: