Wednesday, September 02, 2009

Malaysia Tetap Negara Favorit Kita

Nasionalisme kadang hadir dalam wajah ganda. Pemahamannya pun berupa makna. Di satu sisi, kita bisa saja berkata cinta produk dalam negeri. Namun di sisi lain, kita sekaligus pecinta produk luar negeri. Di satu sisi, kita mengecam penjiplakan budaya kita. Tapi di sisi lain, kita dengan mudahnya menjiplak budaya asing. Pun demikian halnya dalam menyikapi kasus klaim Malaysia atas budaya kita. Meski banyak yang menghujat dan mengecam Malaysia, terkait dengan iklan pariwisatanya, bangsa kita tetap menjadikan Malaysia tujuan pelancongan. Iklan pariwisata Malaysia yang ditayangkan, sanggup membetot hati para pelancong negeri ini untuk selalu berkunjung ke Malaysia.

Dari data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Triwulan II-2009 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, jumlah WNI yang bepergian ke luar negeri meningkat 13%, menjadi 1,3 juta orang. Ke mana mereka pergi? Daerah favorit turis Indonesia adalah Singapura (44%) dan Malaysia (25%), kemudian diikuti oleh Australia (6%), Thailand (4%), dan Amerika Serikat (4%). Dana yang dikeluarkan oleh para turis itu, atau dana yang keluar dari Indonesia untuk perjalanan itu adalah sebesar 1,2 miliar dollar AS. Itu artinya, selama triwulan II-2009, ada dana sebesar 1,2 miliar dollar AS yang dibelanjakan penduduk Indonesia di luar negeri.

Setelah Singapura, Malaysia adalah negara favorit tujuan wisata pelancong WNI. Jumlah wisatawanpun meningkat setiap waktu. Iklan turisme, penerbangan murah, menjadi perangsang turis Indonesia untuk melancong ke Malaysia. Tamasya ke Malaysia juga sangat mudah dan mengasyikkan. Infrastruktur, akomodasi, transportasi, hingga kemudahan papan penunjuk jalan menjadikan wisata ke Malaysia sangat menyenangkan. Kesiapan infrastruktur transportasi memungkinkan pengunjung memiliki banyak pilihan untuk melakukan mobilitas, mulai dari kereta komuter, monorail, ERL, taksi, bus, hingga sepeda motor. Meski tak banyak dibanding negeri kita, Malaysia memberikan pula pilihan wisata. Mulai dari mandi matahari di pantai Pulau Redang, bersnorkeling dalam kejernihan air Pulau Langkawi, merasakan manisnya strawberry di Dataran Tinggi Cameron, hingga menguji adrenalin di Genting Highlands.

Upaya meningkatkan pariwisata sebagai tulang punggung pendapatan, dilakukan dengan sangat serius oleh Pemerintah Malaysia. Dari sebelumnya, menempati posisi ke-16 penghasil devisa, kini pariwisata Malaysia adalah 5 besar penyumbang devisa negeri itu. Dalam setahun, penghasilan Malaysia dari sektor pariwisata mencapai 14 miliar dollar AS, atau dua kali lipat Indonesia, yang “hanya” 7 miliar dollar AS. Pilihan tempat wisata, keanekaragaman hayati, alam, dan keindahan budaya, yang dimiliki Indonesia, ternyata tidak otomatis mampu mendatangkan turis. Bahkan turis Indonesiapun masih memilih untuk berlibur ke Malaysia.

Dari data Neraca Pembayaran, Malaysia …. memang truly Asia. Salam.

No comments: